Modul 2
STANDAR KOMPETENSI:
16. Mengungkapakan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas
KOMPETENSI DASAR:
16.2.menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan
2. INDIKATOR
Mampu mengungkapakan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas
Mampu .menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan
3. PETUNJUK PENGERJAAN
1. bacalah materi terlebih dahulu.
2. Bacalah puisi berikut ini!
3. Tentukan rima awal, tengah, dan akhir!
4. Tentukan makna konotasi dan denotasinya
4. MATERI
Menulis puisi itu sulit? Benarkah? Tidak benar. Bukankah kalian telah berlatih membuat puisi bebas pada pelajaran lalu.Kalau dulu kalian menulis puisi bebas denganmemperhatikan pemilihan kata-katanya, sekarang dengan memperhatikan
persajakannya.
1. Artikulasi: persamaan konsonan
Contoh:
Berkata benar ibadah karena lidah punya Allah
Bukan beta bijak berpura
2. Asonami: persamaan vokal
Contoh:
Gerimis pada jiwa terbakar luas sabana
Tanah terbuka menemui udara dari lembah utara
3. Rima awal: persamaan bunyi pada awal larik (baris)
Contoh:
Angin bangkit bulan Agustus
Adalah kebangkitan harapan
Atas kesia-siaan putus asa
4. Rima tengah: persamaan bunyi pada tengah larik/baris
Contoh:
Jika aku seorang pujangga
maka aku tulis sebuah syair
Jika aku seorang kelana
maka aku ucap seuntai zikir
5. Rima akhir: persamaan bunyi pada akhir larik/baris
Contoh:
Kemanakah pergi
Mencari api
Ketika bara hati
Padam tak berarti
1. Bacalah puisi berikut ini!
2. Tentukan rima awal, tengah, dan akhir!
3. Tentukan makna konotasi dan denotasinya
Bukan Beta Bijak Berperi
Bukan beta bijak berperi,
Pandai mengubah madahan syair,
Bukan beta budak negeri,
Mesti menurut undangan mair.
Sarat saraf saya mungkiri,
Untai rangkaian seloka lama,
Berai buang berai singkiri,
Sebab laguku menurut sukma.
Degup-degupan di dalam kalbu,
Lemah laun lagi degungan,
Matnya digamat rasaian waktu.
Sering saya susah sesaat,
Sebab madahan tidak nak datang,
Sering saya sulit menekat,
Sebab terkurang lukisan memang.
Bukan beta bijak berlagu,
Dapat melemah bingkaian pantun,
Bukan beta berbuat baru,
Hanya mendengar bisikan alun.
(Rustam Effendi)
0 komentar:
Posting Komentar