Jumat, 16 April 2010

PTK BAHASA INGGRIS BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik bahasa memiliki peran sentral dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dan bahkan menemukan serta kemampuan analisis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/ atau tulis di realisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut. Agar lulusan SMA mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.

Performative, functional, informational dan epistemic merupakan cakupan tingkat literasi. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual dan petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran (Wells, 1987).

Pembelajaran bahasa Inggris di SMA diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena mereka disiapkan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi tingkat literasi epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh peserta didik SMA karena bahasa Inggris di Indonesia berfungsi sebagai bahasa asing.

Pemerintah berupaya dengan berbagai cara untuk mencari solusi karena rendahnya mutu pendidikan, mulai dari perubahan dan pengembangan kurikulum, pengembangan metode pengajaran, melengkapi alat bantu pengajaran, bahkan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru ke arah PBM yang diterima oleh siswa.

Pada saat ini Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sedang diterapkan sekolah-sekolah dengan menggunakan implementasi KTSP ini, penulis berupaya melakukan PTK tentang reading comprehension melalui moderl pembelajaran cooperative learning sesuai dengan mata pelajaran yang penulis ampu. Dengan demikian proses pembelajaran yang diteliti akan lebih terarah dan terfokus untuk perbaikan-perbaikan pembelajaran berikutnya.

Salah satu faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris adalah siswa kurang minat membaca buku bahasa Inggris atau teks, hal ini disebabkan karena kurang memiliki keterampilan membaca, atau lemahnya keterampilan membaca pemahaman yang disebut dengan reading comprehension atau silent reading .

Penulis sangat prihatin dengan permasalahan tersebut, karena itu penulis berupaya mengetahui lebih jauh tentang faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya perolehan nilai siswa dalam reading comprehension yang merupakan salah satu unsur pembahasan dalam bahasa Inggris.

Untuk memudahkan dalam penelitian ini, maka penulis telah mengambil sampel KELAS XI IPA 2 SMAN 1 Cilimus dengan jumlah siswa 41 orang dalam penelitian ini.

Berdasarkan alasan-alasan itulah, di antaranya, penulis berupaya melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul : Meningkatkan Reading Comprehension siswa Melalui Cooperative Learning Penelitian Di KELAS XI IPA 2I IPA 2 SMA NEGERI 1 CILIMUS

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah pada bagian pendahuluan di atas maka masalah penelitian ini adalah :

1.1. Adakah terdapat peningkatan minat belajar bahasa Inggris, khususnya reading comprehension dengan penerapan cooperative learning pada siswa di KELAS XI IPA 2 SMAN 1 Cilimus ini ?

1.2. Adakah terdapat peningkatan reading comprehension dengan penerapan media alat peraga pada siswa di KELAS XI IPA 2 SMAN 1 Cilimus?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas alternatif pemecahan masalah yang tepat yang tepat adalah diterapkannya model pembelajaran cooprative learning yang juga diacu colaborative learning. Ini sesuai untuk diterapkan dalam pemecahan masalah dalam bidang bahasa Inggris, khususnya reading comprehension. Hal ini dikarenakan pola pikir siswa SMA masih taraf konkret, agar supaya siswa mudah memahami teks bahan bacaan dengan cara bekerja sama.

Untuk meningkatkan pemahaman Bahasa Inggris di KELAS XI IPA 2 SMAN 1 Cilimus, dengan demikian model pembelajaran yang digunakan dan sesuai dengan materi pada saat dilakukan penelitian yaitu upaya meningkatkan pemahaman bacaan dengan cara menyajikan teks bacaan dengan kosa kata dan struktur kalimat mulai dari yang mudah kepada yang sulit, dengan melibatkan berbagai jenis teks bacaan: recount, naraticve, descriptive, argumentative dan expository.

Kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini dibentuk dalam setting kooperatif, kelompok dibentuk dengan setiap kelompok terdiri dari 4–5 orang siswa. Setiap kelompok akan diberi lembar kerja dan teks (bacaan) untuk dibahas, didiskusikan bersama-sama pada tiap kelompok, kemudian setelah proses diskusi selesai salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

Rendahnya nilai atau skor hasil belajar bahasa Inggris di KELAS XI IPA 2 SMAN 1 Cilimus dikarenakan rendahnya pemahaman daya talar bahasa Inggris yang berakibat dalam belajarnya kurang berminat dan kurangnya aktivitas belajar bahasa Inggris di kelas. Hal ini harus segera diatasi mengingat KELAS XI IPA 2 SMAN 1 Cilimus ini akan menghadapi ujian Nasional di mana bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran yang dapat menentukan kelulusan siswa di antara 6 mata pelajaran yang dinilainya harus lebih dari sama dengan 5,25.

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan diupayakan meningkatkan minat dan pemahaman Bahasa Inggris melalui model pembelajaran cooperative learning.

Teks reading comprehension diambil dari ranah-ranah kebahasaan tertentu, meskipun ranah itu tidak selalu berkaitan dengan topik bacaan, yang perlu ditekankan ialah makna kata atau idiom atau frasa dan muatan gramatika yang diajarkan harus jelas bagi siswa. Uraian yang diambil dari buku Littlewood (1983) menekankan bahwa kegiatan membaca harus dianggap sebagai keterampilan aktif bukan pasif seperti yang selama ini banyak dianggap orang. Selain itu bahan bacaan yang disajikan di kelas seyogyanya juga harus pendek (Hycraft, 1978:117).

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis menentukan tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan minat belajar bahasa Inggris dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning pada siswa di KELAS XI IPA 2 SMAN 1 Cilimus ini

2. Untuk meningkatkan pemahaman bahasa Inggris, khususnya reading comprehension, dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning pada siswa di KELAS XI IPA 2 SMAN 1 Cilimus.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian tindakan kelas ini pada umumnya dan utamanya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peningkatan Proses Belajar Mengajar (PBM)

Secara terinci penulis akan mengemukakan manfaat penelitian sebagai berikut :

1. Manfaat bagi Siswa

Dengan mengikuti model pembelajaran cooperative learning siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan efektivitas belajar dengan mencurahkan segala kemampuan yang dimiliki dan menyenangkan serta akan terjalin kerja sama antar sesama teman, dengan baik.

2. Manfaat bagi Guru

Dengan melakukan model pembelajaran cooperative learning akan menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan pengelolaan kelas dalam menerapkan berbagai strategi dan mengelola kegiatan belajar yang secara efektif dan efisien serta sebagai pengembangan profesi bagi guru bahasa Inggris utamanya dan para guru pengajar mata pelajaran lain pada umumnya

3. Manfaat bagi Sekolah

Dengan melakukan model pembelajaran cooperative learning akan memperkaya wawasan bagi para alumni SMA dalam mengembangkan pengetahuannya di masa yang akan datang dan diharapkan menjadi suatu masukan yang dapat dikembangkan menjadi sebuah model pembinaan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar lebih lanjut.

0 komentar:

Posting Komentar