Jumat, 16 April 2010

air_tumbuhan_bumi_hijai

MENGHIJAUKAN BUMI MELALUI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Anak yang baru lahir diibaratkan selembar kertas yang bersih nan suci. Kita sebagai orang tua dan pendidik bisa berbuat apa saja terhadap anak usia dini . Mau dibentuk apapun kita mampu membentuk dan mengarahkannya sesuka hati. Ia siap dibentuk untuk dijadikan apa saja tergantung pada keinginan pembentuknya. Jika dibiasakan dan dibina untuk menjadi baik maka ia akan menjadi baik. Kedua orang tua, para guru akan menuai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebaliknya , bila dibiasakan terhadap keburukan dan diabaikannya seperti binatang ternak , maka buruklah jadinya dan ia akan merugi. Orang tua dan para pendidik akan turut menanggung dosanya. Sebagaimana Sabda Rasullullah “ Setiap anak yang baru dilahirkan itu membawa fitrah, Orangtuanyalah yang menjadikan Yahudi, Majusi atau Nasrani.” Para orang tua yang memiliki tingkat keimanan yang tinggi tentunya tidak akan rela menyerahkan anaknya begitu saja pada dunia pendidikan yang jauh dari syariah Islam. Apalagi kita sebagai muslim berkeinginan memiliki anak yang beriman dan bertakwa , mencintai ibu bapaknya dan lingkungan tempat tinggalnya. Prilaku seperti itu hanya dapat ditanamamkan dan dibentuk di sekolah –sekolah yang bernuansa Islam, dengan tenaga pedidik dan kependidikan yang betul-betul menguasai dan memahami syariat Islam. Karena kesempurnaan ilmu pengetahuan hanya ada dalam agama Islam yang terkumpul dalam Al-Quran.

Pemberian pendidikan yang salah akan berujung pada kerusakan-kerusakan di muka bumi. Dunia pendidikan yang kurang memperhatikan akhlak mulia akan membentuk manusia- manusia yang menghalalkan segala cara untuk memuaskan keinginannya.. Karena dalam dirinya tidak tertanam aturan-atauran hidup yang diajarkan oleh Rosulullah saw, sehingga mereka tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Prilaku seperti itu terbentuk melalui pendidikan yang mengabaikan akhlak mulia.

Pendidikan merupakan wahana yang paling efektif untuk membentuk dan mengubah prilaku kearah yang kita kehendaki baik positif maupun negative. Ucapan dan prilaku guru akan tertanam kokoh dalam diri anak pada tingkat Pendidikan Anak Usia Dini , Taman Kanak-Kanak Dan Sekolah Dasar. Di Usia inilah segala prilaku dan ucapan guru betul-betul terekam dan akan menjadi dasar untuk kehidupannya kelak Sebagaimana disebutkan di atas ,anak usia dini bagaikankan kertas putih bersih yang siap kita corat-coret dan kita gambari apa saja dengan ilmu, sikap dan prilaku orang tua dan guru. Sungguh sangat disayangkan jika orang tua yang memiliki anak-anak usia dini diperkenalkan dengan sekolah yang tidak memperhatikan norma-norma kehidupan. Karena norma-norma kehidupan merupakan pondasi bagi anak dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini.

Dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) anak-anak tidak di tuntut untuk pandai membaca, menulis, dan berhitung . Fokusnya anak-anak harus lebih banyak diarahkan pada pengenalan lingkungan sekitar dengan menggunakan metode bermain Karena pada hakekatnya anak usia 0- 6 tahun adalah masa-masa indah untuk bermain. Pada masa-masa ini terdapat masa emas dalam pertumbuhan dan perkembangan otak anak, ini terjadi pada usia balita. Sekitar 50 persen perkembangan otak terjadi pada usia 0-4 tahun, 30 persen pada usia 4-8 tahun, dan 20 persen lagi pada usia 9-16 tahun. Jika masa emas ini tidak diperhatikan dengan serius dan jatuh pada tangan para pendidik yang amoral, maka merugi sekali kita karena kehilangan satu generasi yang seharusnya menjadi generasi yang mampu memelihara bumi ini.

PAUD lebih banyak difokuskan untuk mengenalkan kondisi lingkungan sekitar agar anak-anak bisa lebih mudah beradaptasi. Mereka juga diajarkan perilaku hidup sehat serta budaya masyarakat setempat. Namun setelah masuk TK, unsur akademis baru boleh diberikan. Itu pun dengan harus tetap menggunakan metode bermain yang membuat hati mereka gembira. Mereka bisa didik dan diajarkan serta ditanamkan pentingnya memelihara bumi ini dan berprilaku hidup sehat dengan cara yang menyenangkan. Seperti diajaknya mereka bermain ke kebun buah-buahan, ke kebun raya, taman safari sambil memperkenalkan ciptaan Tuhan . Kemudian para guru dengan bahasa yang sangat sederhana menjelaskan pada mereka bahwa flora dan fauna yang ada di bumi ini harus di pelihara, dilindungi, dan sayangi. Bisa juga kita menanamkan pendidikan ligkungan hidup lewat syair lagu bahwa bumi yang kita tempati lagi bersedih karena dirusak dan disakiti, seperti syair lagu ini

Kulihat ibu pertiwi

Sedang
bersusah hati

Air
matanya berlinang

Mas
intan yang kau kenang

Hutan
gunung sawah lautan

Simpanan
kekayaan

Kini
ibu sedang lara

Merintih
dan berdoa ♫

Para guru PAUD bisa berkreasi dalam mengelola proses belajar mengajar, yang penting dalam mendidik mereka tidak memaksakan kehendak yang mengakibatkan trauma yang mendalam pada diri anak. Buatlah situasi belajar yang menyenangkan bagi anak-anak agar mereka betah dan bersemangat dalam belajar.

Kerusakan-kerusakan di muka bumi adalah ulah manusia yang tidak bertanggungjawab. Manusia yang merusak bumi adalah manusia yang tidak beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Titik pangkal mereka melakukan perusakan di bumi adalah karena mereka tidak mendapatkan pendidikan keagamaan yang cukup. Para orang tua ketika memasukan anaknya ke sekolahan , mereka hanya melihat bahwa sekolah tersebut berpredikat sekolah favorit, dan bonafit tanpa melihat sisi yang paling penting yaitu pendidikan yang menanamkan akhlakkul karimah. Sekolah-sekolah yang ada, pada umumnya hanya sedikit sekali menyentuh dan mengajarkan akhlak mulia, padahal sisi inilah yang paling penting dalam kehidupan manusia. Tidak heran ketika mereka lulus dari sekolah dengan berbagai gelar kesarjanaan kemudian berkuasa di muka bumi, mereka menjadi sosok manusia yang berakhlah buruk. Sehingga dengan kekuasaannya , mereka dengan sekehendak hati meluluh lantakan bumi ini tanpa belas kasihan. Akibatnya bencana datang terus menerus tiada henti. Mengapa bencana demi bencana terus menghantam umat manusia? Mengapa berbagai jenis wabah pennyakit menyerang manusia dengan ganasnya? Bukankah negeri ini sudah memiliki perangkat hukum yang jelas mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup? Bukankah Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan Nasional telah membangun kesepakatan bersama tentang pendidikan lingkungan hidup? Namun, mengapa korban-korban masih terus berjatuhan akibat rusaknya lingkungan yang sudah berada pada titik nadir? Siapa yang mesti bertanggung jawab ketika bumi ini tidak lagi bersikap ramah terhadap penghuninya? Siapa yang harus disalahkan ketika bencana dan musibah datang beruntun menelan korban orang-orang tak berdosa? Jawabnya hanya satu semua ini terjadi kerena bobroknya moral manusia.

Saat ini agaknya hampir tidak ada lagi tanah di Indonesia yang nyaman bagi tanaman untuk tumbuh dengan subur dan lebat. Mulai pelosok-pelosok dusun hingga perkotaan hanya menyisakan celah-celah tanah kerontang yang gersang, tandus, dan garang. Di pelosok-pelosok dusun, berhektar-hektar hutan telah gundul, terbakar, dan terbabat habis sehingga tak ada tempat lagi untuk resapan air. Satwa liar pun telah kehilangan habitatnya. Sementara itu, di perkotaan telah tumbuh cerobong-cerobong asap yang ditanam kaum kapitalis untuk mengeruk keuntungan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Polusi tanah, air, dan udara benar-benar telah mengepung masyarakat perkotaan sehingga tak ada tempat lagi untuk bisa bernapas dengan bebas dan leluasa. Limbah rumah tangga dan industri makin memperparah kondisi tanah dan air di daerah perkotaan sehingga menjadi sarang yang nyaman bagi berbagai jenis penyakit yang bisa mengancam keselamatan manusia di sekitarnya. Sebenarnya kita bisa banyak belajar dari kearifan lokal nenek moyang kita tentang bagaimana cara memperlakukan lingkungan dengan baik dan bersahabat. Meski secara teoretis mereka buta pengetahuan, tetapi di tingkat praktis mereka mampu membaca tanda-tanda dan gejala alam melalui kepekaan intuitifnya. Nenek moyang kita memiliki budaya dan adat istiadat lokal yang lebih mengedepankan keharmonisan dengan alam. Mereka pantang melakukan perusakan terhadap alam karena dinilai bisa menjadi ancaman besar bagi budaya mereka. Alam bukan hanya sumber kehidupan, melainkan juga sahabat dan guru yang telah mengajarkan banyak hal bagi mereka. Dari alam mereka menemukan falsafah hidup, membangun religiositas dan pola hidup seperti yang mereka anut hingga kini. Informasi dari Badan Dunia yang mengurusi pangan dan pertanian (FAO) yang menyebutkan bahwa laju kerusakan hutan di Indonesia selama rentang waktu 2000-2005 merupakan yang tercepat di dunia. Setiap tahun
rata-rata 1,871 hektar hutan hancur atau 51 kilometer persegi per hari atau 300 lapangan sepak bola setiap jamnya. Dengan angka itu, Indonesia akan dimasukkan dalam Guiness World Record yang mencatat Indonesia sebagai negara
penghancur hutan tercepat 2008. Meskipun pengumuman rekor itu belum kunjung muncul, namun catatan FAO itu pantas menjadi perhatian kita semua. Fenomena ini sangat mengerikan, akan menjadi apa negeri ini, ribuan heketar hutan berubah menjadi padang yang luas dan tandus. Sungguh betapa kejam dan rakusnnya munusia yang tidak dilandasi syariah Islam. Padahal Allah telah memperingatkan manusia untuk tidak melakukan pengrusakkan di muka bumi. Kita tahu yang merusak hutan itu adalah orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukup, namun ilmu pengetahuan tanpa dilandasi keimanan terhadap sang Kholik akan beginilah jadinya . Alam yang seharusnya dipelihara keseimbangannya malah diekploitasi tanpa aturan.

Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berwawasan lingkungan serta rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan. Hal sederhana yang akhirnya menjadi weaponmass destruction atau “senjata pemusnah massal” bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi. Bagaimana tidak, ratusan bencana alam buah keserakahan yang menelan ribuan korban jiwa dan kerugian material yang tidak terhitung jumlahnya terjadi karena kelalaian kita dalam menjaga kelestarian lingkungan. Mulai dari pencemaran limbah industri, tanah longsor, banjir,hingga kebakaran hutan adalah bukti nyata kelalaian kita. Kita paham betul bahwa bencana seperti
banjir, tanah longsor, dan pencemaran lingkungan diakibatkan oleh ulah manusia
yang dengan seenaknya mengusik keseimbangan ekosistem. Siklus alam seperti
hujan deras atau musim kemarau panjang hanyalah sebagai pemicu saja. Menebangi
pepohonan di hutan lindung, mengalirkan limbah industri ke laut tanpa mengalami
proses pengolahan, membuang sampah ke sungai, pembukaan ladang berpindah, serta
konversi lahan basah merupakan investasi program jangka panjang terjadinya bencana.Tanpa kita sadari, selama ini kita telah merencanakan sejuta bencana yang akan menyengsarakan kita. Ya, hukuman setimpal
bagi manusia yang selama ini mengabaikan peringatan alam. Seharusnya kita peka dengan teguran-teguran yang diberikan alam kepada kita. Teguran yang berupa hujan deras, musim kemarau berkepanjangan, kotornya udara perkotaan, berkurangnya area pepohonan di hutan, atau pun menumpuknya sampah di sana sini. Teguran yang menandakan bahwa tak lama lagi akan terjadi bencana yang jauh lebih dahsyat.

Fenomena di atas adalah salah satu gambaran gagalnya dunia pendidikan yang disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua terhadap kualitas sekolah anaknya. Pemilihan sekolah seharusnya menjadi prioritas utama bagi orang tua. Terlebih menyekolahkan anaknya pada usia dini . Banyak Pendidikan Anak Usia Dini, TK dan SD yang berkualitas yang mengedepankan penanamkan akhlakul karimah . Sudah saatnya para orang tua mempercayakan buah hatinya untuk didik dan asuh oleh lembaga-lembaga pendidikan yang menerapkan aturan-aturan Islam . Karena agama Islam adalah agama yang menganjurkan kebersihan dan ahlak mulia , sebagaimana disebutkan dalam hadist , “ Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia”

Jika manusia pada umumnya dan bangsa Indonesia khususnya memiliki akhlak mulia , maka akan terciptanya keseimbangan alam . Hutan-hutan akan tumbuh subur, gunung-gunung dengan setia mengeluarkan air yang bersih dan jernih, sungai-sungai terbebas dari sampah-sampah dan pencemaran limbah-limbah. Dunia akan kembali sejuk nyaman untuk tempat tinggal kita. Impian ini akan terwujud jika dunia pendidikan di negeri ini memperhatikan dan mengajarkan pada anak didiknya apa-apa yang terkandung dalam Al Quran sebagai firman Allah SWT.

Bumi akan hijau kembali jika manusianya memiliki kesadaran terhadap pentingnya lingkungan yang nyaman dan damai. Kesadaran manusia terhadap lingkungan hanya bisa dicapai melului dunia pendidikan. Banyak sekali lembaga-lembaga pendidikan formil terdapat di Indonesia baik negeri maupun swasta yang dapat kita pilih untuk sang buah hati. Namun hanya sedikit lembaga pendidikan atau sekolah yang dengan serius mendidik siswanya dengan syariat Islam. Pada Kondisi Bumi yang kritis ini , sekolah- sekolah yang menerapkan syariat Islam merupakan harapan untuk kelangsungan hidup bumi sebagai tempat tinggal kita. Karena sekolah-sekolah yang bernuansa Islam akan mendidik dan mengajarkan siswanya dengan berpedoman pada Al Quran dan hadist. Kelak setelah mereka lulus dan kembali kepangkuan ibu pertiwi dengan berbekal akhlak Mulia. Mereka akan memakmurkan bumi ini . Mereka adalah tumpuan dan harapan kita untuk memulihkan bumi yang renta dan rusak.

Dengan akhlak mulia yang dimiliki oleh manusia akan berdampak pada bumi tempat tinggal kita. Dampak dari akhlak mulia terhadap bumi ini adalah bumi akan ditumbuhi kembali oleh pohon-pohon rindang karena tidak ada lagi para pembalak balak hutan. Air sungai akan mengalir dengan jernih membasahi bumi tanpa adanya sampah-sampah terapung di dalamnya . Langit kembali biru jernih tak menampakan lagi asap hitam yang menunjukan kegarangannya. Tanah tandus berganti menjadi hamparan rumput hijau bak permadai, betapa sejuk dunia ini dengan hamparan rerumputan dan pepohonan hijau , fauna pun berbahagia memperoleh rumahnya kembali. Lautan yang dulu tempat genangan air kotor terpolusi berubah menjadi lahan subur para nelayan mencari nafkah . Ikan- ikan beranak pinak memakmurkan penghuni bumi . Bumi hijau nan bersih akan mengusir dan memusnahkan ribuan bahkan jutaan spesies wabah penyakit .

Bumi hijau menunjukan keramahannya seramah bidadari surga. Bumi hijau enak dipandang dan ditempati karena bumi hijau dan subur akan memberi kita segalanya . Kenyamanan dan kedamaian serta kesehatan pun diberikannya . Inilah kondisi bumi yang menjadi impian dan dambaan kita. Semua ini akan diperoleh kembali hanya melalui pendidikan . Hanya pendidikan yang berpedoman pada Al-Quran dan hadistlah satu-satunya pendidikan yang mampu mewujudkan impian kita . Pendidikan inilah yang ideal untuk buah hati kita. Anak-anak kita akan tumbuh dan berkembangan menjadi manusia dewasa yang beraklak mulia di bawah asuhan para guru yang berakhlak mulia. Bumi pun akan tersenyum bahagia dan tidak akan pernah marah lagi semarah sekarang ini.

0 komentar:

Posting Komentar